Angin malam itu sejuk, membelai pipi.
Mengajaknya pergi, jauh dari sini.
Hadir seketika hanya untuk memenuhi massa,
Diantara ruang, Diantara masa.
Tiap tangis doa di lembar sejadah diaminkan
Tiap aksara cinta penuh kasih disampaikan
Tiap kata nista di celah gelap ditunggu masa untuk disirnakan
Kicauan burung pun dititipkan nota merdu tulisannya.
Tidak siapa peduli.
Namanya pudar tidak dikenang ditelan saat, dimamah waktu.
Ruhnya luntur tidak lagi berdiri, sendiri mati dimakan sepi.
Dia hilang,
Menjadi debu,
Menjadi partikel,
Menjadi atom,
Menebar sayapnya terbang bersama angin.
Mengajaknya pergi, jauh dari sini.
Hadir seketika hanya untuk memenuhi massa,
Diantara ruang, Diantara masa.
Tiap tangis doa di lembar sejadah diaminkan
Tiap aksara cinta penuh kasih disampaikan
Tiap kata nista di celah gelap ditunggu masa untuk disirnakan
Kicauan burung pun dititipkan nota merdu tulisannya.
Tidak siapa peduli.
Namanya pudar tidak dikenang ditelan saat, dimamah waktu.
Ruhnya luntur tidak lagi berdiri, sendiri mati dimakan sepi.
Dia hilang,
Menjadi debu,
Menjadi partikel,
Menjadi atom,
Menebar sayapnya terbang bersama angin.
No comments:
Post a Comment